Selasa, 19 Mei 2009

Footnote dibalik Vignet

“Apakah rangkaian kata itu sudah sesuai atau masih perlu diadakan perubahan?” inilah pertanyaan yang sering terlintas dalam pikiran seseorang ketika membaca tulisan : “ada footnote dibalik vignet”. Tulisan ini tidak terdapat disembarang tempat, karena tulisan tersebut hanya berhasil memenuhi brangkas otakku, bukan otak orang lain.
Menurut aku sih, tulisan tersebut hanya dirangkai dari perdebatan dua orang seniman. Seorang penulis mengatakan : “Lebih bagus ditulis beberapa buah footnote untuk menghias bagian bagian yang kosong pada sebuah halaman dalam sebuah buku”. Tetapi seorang pelukis mengatakan : “Tidak! Aku lebih setuju apabila sebuah vignet-lah yang menghiasi bagian yang kosong pada sebuah halaman dalam sebuah buku.”
Padahal, keduanya sama-sama bagus untuk menghiasi bagian yang kosong pada sebuah halaman dalam sebuah buku. Tetapi mereka berdua tetap berkeras terhadap pendapat mereka masing-masing. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau mengalah, demi menghindari tersulutnya api kemarahan dari kedua belah pihak.
Tetapi pada detik-detik terakhir menjelang aksi kekerasan, muncullah seseorang yang mengetengahi masalah tersebut dengan mengatakan : “Mengapa tidak sebaiknya kalian menggabungkan kedua pendapat kalian menjadi serangkaian kata, yaitu : ‘ada footnote dibalik vignet’, aku rasa dari keduanya akan saling melengkapi dan menjadi lebih bermakna daripada mereka berdua berdiri sendiri”.
Akhirnya kedua seniman tersebut tersenyum puas, mendengar jawaban dari orang yang bijaksana tersebut. Tetapi dibalik senyuman mereka, tersimpan sebuah keinginan yang besar bagi mereka berdua untuk menciptakan kata yang baru untuk diperdebatkan kembali.

Ditulis : Kamis, 22 Desember 2005
Diedit : Minggu, 25 Januari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar